Once
upon a time, lahir seorang bayi perempuan yang
cantik (karena semua wanita memang cantik), di sebuah rumah sakit di Ungaran,
Kabupaten Semarang. Karena lahir di tengah malam, orang-orang sering
menyebutnya pemberani. Dia anak kedua dari tiga bersaudara. Mempunyai berbagai
macam hobi yang ternyata sekarang menjadi profesi untuknya. Menulis diary sejak
kecil adalah jembatan untuknya menekuni profesi penulis sampai saat ini. Berkat
usaha dan semangat untuk terus berkarya, kini ia telah menerbitkan dua novel
dan dua antologi yang sudah tersebar di seluruh toko buku Indonesia.
Selain itu.
cita-citanya untuk memiliki sebuah sekolah membuatnya memilih menjadi guru
Bahasa Inggris di sebuah taman kanak-kanak dibanding bekerja sebagai accounting
di perusahaan. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Setelah resign dari kantor
tempatnya belerja dulu, gadis yang bernama Risma Ridha Anissa itu kian menekuni
dunia pendidikan dengan berpartisipasi menjadi relawan inspirator di Kelas
Inspirasi Yogyakarta, Kelas Inspirasi Semarang, dan Kelas Insprasi Boyolali.
Kini ia juga sedang
berusaha mengembangkan usaha toko bunganya yang sudah berjalan dua tahun. Ia
berharap, sedikit demi sedikit hasil penjualannya nanti, akan bisa mewujudkan
impiannya untuk memiliki sekolah. Gelarnya yang bukan dari Sarjana Pendidikan,
terkadang menjadi batu penghalang baginya untuk kembali mengajar atau menjadi
guru di sebuah sekolah. Kebanyakan dari pihak sekolah, lebih memprioritaskan
sarjana-sarjana pendidikan dibanding dari jurusan murni. Contohnya seperti
saya, Sarjana Akuntansi. Namun itu semua bukan menjadi penghalang untuknya terus
berbagi dan berkarya untuk negeri.