Kau tahu aku tidak pernah memberimu sebagian dari hatiku saja. Aku selalu menyerahkannya secara utuh. Entah kau menerimanya atau tidak, aku sama sekali tidak peduli.
Yang aku tahu, meski hatimu sekeras batu dan butuh waktu lama untuk meluluhkannya, aku tidak akan pernah mengangkat tangan. Kalah. Menyerah. Seluruh kosa kata itu telah hilang dari kamus otakku. Penantian yang tulus, tidak akan pernah sia sia.
Tuhan sedang mengujiku, melihat seberapa jauh aku bersabar dalam penantian panjang ini. Dan aku tahu, demi mendapatkan seseorang yang spesial sepertimu tentu membutuhkan perjuangan lebih. Percayalah, kalau kau sudah berada dalam genggamanku, tidak ada seorang pun yang bisa menyentuhmu. Kini, kuserahkan segalanya pada waktu. Sambil menunggu pasrah, aku selalu menguntai doa. Berharap Tuhan mengayunkan keajaibanNya padaku. Cinta yang sejati tidak pernah kalah pada waktu, tidak pernah menyerah pada keadaan.
Cinta sejati itu aku.
Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti prpgram #FF2in1 dari Tiket.com dan nulisbuku.com #TiketBaliGratis
Rabu, 18 Februari 2015
Menanti kepastian
Luka dan Duka
Pagi ini, aku harus kembali membalut lukaku yang belum mengering. Melepas kepergianmu dengan seulas senyum palsu. Kita sebenarnya sama sama tahu, sama sama sadar bahwa mempertahankan hubungan ini, sama saja seperti berjalan di atas serpihan kaca. Melukai. Menyakiti. Bedanya, bukan hanya telapak kakiku yang berdarah. Tapi juga hati, dan harga diriku sebagai wanita yang terus merintih.
Kau dan aku telah dipersatukan sekian lama. Bertahun tahun. Tentu, akan banyak lara yang tertinggal jika nantinya kita benar2 berpisah. Lama menjalin hubungan denganmu, perlahan membuat hatiku mengeras, lalu berubah wujud menjadi batu. Aku tidak bisa lagi merasakan, menyentuh secuil pun kebahagiaan dari kebersamaan kita. Setelah kepergianmu pagi ini, pagi besok, dan pagi seterusnya... aku hanya bisa menunggumu dalam ketidak pastian. Memang, kau pasti kembali. Tapi kau tidak pernah menjanjikan membawa kembali cinta yang sama kepadaku.
Cinta yang utuh, sama seperti kurasakan dulu ketika kita berkomitmen untuk saling menjaga. Dulu.. dulu sekali. Sebelum seseorang datang dan menjebol kesetianmu.
Kini, ketika senja mulai menyapa dan matahari mulai luruh, kau datang kembali dengan segenggam harapan palsu. Lagi. Terus kau ulang sampai waktu yang tak bisa kuprediksi
Jumat, 13 Februari 2015
B. Seandainya kalian lagi ada di Jepang, pengennya baca novel #AiNoKiseki di mana? Alasannya? Lalu pertanyaan yang kedua, adegan mana di Novel #AiNoKiseki yang paling kalian suka? Alasannya?
A. Bayangin waktu lagi ujan, kamu ada di teras rumah pas banget momentnya lagi putus cinta, atau habis di php-in dosen pembimbing skripsi, atau gagal nembak gebetan. Kira-kira soundtracknya yang pas apa, ya?
B. Satu lagi pertanyaan di point kedua, kalau lagi kangen banget sama seseorang yang jauh di sana, buat yang punya pasangan LDR, kalian bisanya dengerin lagu apa biar nggak sedih lagi?
Jawaban 1A...... trus tweet berikutnya kasih nomor juga 1B.
Jawaban 2A,....trus tweet berikutnya kasih nomor juga jawaban 2B
Semangat minna san ^.^