Jepang, Membuatku Semangat Lagi Untuk Menulis
Lemas rasanya, saat melihat pengumuman SNMPTN 2010. Aku gagal untuk kuliah di jurusan bahasa Jepang yang selama ini sangat kuinginkan. Padahal, aku juga mencoba untuk mendaftar di kampus-kampus lain dengan jurusan yang sama. Namun, nasib berkata lain. Akhirnya aku diterima di jurusan Akuntansi, di salah satu Universitas di tempatku tinggal. Hiks..Kanashii desu yo,,(sedih).
Kecintaanku dengan negara Jepang tak berkurang sedikitpun, walaupun aku mulai sering berkutat dengan angka-angka daripada huruf kanji. Karena tak ada yang mendukukungku belajar bahasa Jepang, aku sering membeli kamus-kamus dan mempelajarinya secara otodidak. Bagiku, belajar Akuntansi adalah sebuah kewajiban. Dan mempelajari bahasa Jepang merupakan hobi yang tak akan bisa kutinggalkan sampai kapanpun.
Layaknya orang yang sedang jatuh cinta. Aku selalu terhipnotis dan berdiri di depan televisi, setiap ada siaran yang meliput tentang keindahan negeri Sakura itu. Entah budayanya, makanannya, atau apapun yang menurutku selalu menarik. Hanya dengan mendengar orang Jepang berbicara, rasanya hatiku bergetar. SUGOII...! (hebat). Belum pernah aku merasakan jatuh cinta sampai seperti ini.
Setiap ada event Jepang entah itu nihon matsuri, bunkasai atau j-fest, aku tak pernah ketinggalan untuk mencoba yukatta. Dan tentunya narsis dengan para cosu. Saya pernah masuk ke obake (rumah hantu Jepang), bertemu dengan ju-on, sadako, yang membuatku bulu kudukku sedikit berdiri tegak. Pernah dulu, saya mengikuti kuis yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun televisi yang memberikan tiket gratis ke Jepang bagi siapa saja yang beruntung. Setiap hari saya selalu berusaha untuk terus menambah point, 24 jam mata saya tak pernah lepas dari facebook. Nada dering selalu saya aktifkan, demi menunggu pemberitahuan dari pihak televisi. Tapi sayang, keberuntungan belum berpihak padaku. Padahal sangat jarang ada kuis yang memberikan hadiah tiket gratis ke Jepang pada pemenangnya. Demo, atashi shinjiteru. Kesempatan tak hanya datang satu kali. Allah bisa memberikan kita kesempatan berulang kali, asal kita mau berusaha. Seperti saat ini.
Aku mempunyai hobi menulis sejak SD. Namun, lambat laun hobi menulis seakan melebur seiring bertambahnya usiaku. Jepang-lah, yang membuatku semangat lagi untuk menulis. Saya mengikuti lomba di suatu penerbit yang mengadakan lomba menulis yang bersetting negara Jepang. Alhamdulillah, saya lolos sebagai salah satu pemenang, meskipun tak ada yang mendukungku secara penuh. Yattaaaa! Saya bangga, dengan dimuatnya cerpen saya menjadi antologi dalam suatu novel. Inilah cara saya mengapresiasi negera Jepang, dengan menulis. Terimakasih Jepang, membuatku semangat untuk selalu menulis.